BITTERSWEET
-Bittersweet,
“Ini kata yang paling sulit digambarkan” tukasnya,aku
tersenyum tipis sembari meneguk segelas caramel macchiato dihadapanku.
Mataku masih menyipit tajam seakan memberikan isyarat
bahwa aku menyimak prosa demi prosa yang ia lontarkan,menelusuri setiap inci
garis-garis halus dari raut wajahnya yang sore ini semakin tegas.Kurasa itu
adalah sisa dari penat yang ia tumpuk sepekan ini..
Matanya masih sama coklat Kristal,kali ini aku mengganti
posisi dengan menopang daguku .
Pembicaraan kami semakin dalam tapi aku tidak tahu
persis apa yang dibicarakan lelaki dihadapanku kali ini,perlahan-lahan aku
mulai sadar aku bahkan tidak memahami apa yang ia katakan ..
Aku terlalu sibuk berperang melawan ego dan dengan bijak
menata isi kepalaku ,mulai memisahkan logika dan rasa mencoba memberikan kartu
kuning kepada “rasa” pertanda bahwa ia telah resmi melakukan pelanggaran-ini
jelas gila-batinku..
Kupejamkan mataku sejenak mencoba memberi celah kepada
logika untuk melawan ..
Perlahan aku tersadar bahwa apa yang ada dihadapanku
saat ini adalah satu-satunya yang takkan pernah bisa ku kendalikan ,kurasa kali
ini malaikat cupid lagi-lagi keliru melesatkan anak panahnya..
Karena sosok yang berada dihadapanku kini adalah
satu-satunya ketidakpastian yang paling pasti bagiku..
-Sincerely,Your bittersweet-
Comments
Post a Comment